|
Ciri-ciri Pemimpin Luar Biasa
GloriaNet - Coba simak ciri-ciri pemimpin luar biasa berikut ini, siapa tau pemimpin Anda memilikinya:
* Integritas
Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan akan Anda lakukan. Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan Anda. Integritas adalah penepatan janji-janji Anda. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti Anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa Anda akan membawa mereka kepada tujuan yang Anda janjikan.
* Optimisme
Tak ada orang yang mau menjadi pengikut Anda bila Anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu.
* Menyukai perubahan
Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, Anda takkan berkembang.
* Berani menghadapi resiko
Kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
* Ulet
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “Jika Anda gagal di langkah pertama, menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.
* Katalistis
Pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan para pengikut.
* Berdedikasi dan komit
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.
Apakah pemimpin Anda memiliki ciri-ciri tersebut? Bila ya, syukurlah, berarti Anda telah menjadi pengikut dari seorang pemimpin yang tepat! Tapi jika Anda seorang pemimpin dan belum memiliki ciri-ciri itu, tak ada salahnya perbaruilah diri Anda dengan pedoman tersebut.
Karisma Seorang Pemimpin
Adakah anda seorang Ketua Jabatan? Ketua Bahagian? Ketua Unit? Sebaik sahaja anda berada di posisi seorang ketua, anda sebenarnya dinilai oleh orang lain. Penilai mungkin terdiri dari rakan anda atau pesaing anda. Anda mahu orang lain melihat anda sebagai pemimpin yang bagaimana?
Seorang pemimpin yang hebat mempunyai karisma. Karisma mampu memberi kesan kepada organisasi. Seorang pemimpin yang berkarisma membezakannya antara pemimpin yang hebat dengan pemimpin yang biasa. Bak kata orang, “satu dalam seribu.”
Anda mempunyai pilihan sama ada untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat atau tidak. Karisma tidak hadir semata-mata melalui bakat semulajadi. Malah ia boleh diasah dan dipelajari. Berikut adalah ciri-ciri pemimpin berkarisma. Adakah anda tergolong sebagai seorang yang berkarisma?
Saya senaraikan di sini sembilan ciri pemimpin yang berkarisma:
1. Tajam pemikiran.
Pemimpin yang berkarisma dapat membaca masa hadapan berdasarkan pemahamannya terhadap suasana semasa. Dia mampu memahami isu-isu semasa dengan baik dan membuat persiapan terhadap sebarang kemungkinan. Pujangga Islam ada menyebut, “Orang yang tajam pemikirannya memahami perkara sebelum ia berlaku dan orang awam memahami perkara setelah ia berlaku”.
2. Pandangan helang.
Pemimpin yang berkarisma mempunyai kuasa maklumat di hujung jari-jemarinya. Ia adalah seorang pendengar yang baik dan mampu mengenalpasti punca masalah dengan cepat. Biasanya dia boleh menganalisis persekitaran dan menyesuaikan tindakannya dengan persekitaran tersebut umpama seekor helang yang melihat ke bawah dari langit yang tinggi.
3. Kreatif dan inovatif
Kreatif bermaksud mencetus sesuatu idea yang baru, manakala inovatif bermaksud melaksanakan pembaharuan kepada sesuatu yang sedia ada. Pemimpin yang kreatif adalah pemimpin yang memimpin dan bukan dipimpin. Ia mendahului dan mempunyai wawasan. Pemimpin sebegini biasanya diikuti kerana dia berjaya mengukir imej dan persepsi yang jelas dalam minda pengikutnya tentang matlamat yang hendak diperjuangkan.
4. Berani mengambil risiko.
Peluang sentiasa muncul di depan mata. Tetapi tidak semua yang berupaya membezakan antara peluang dan ancaman. Pemimpin yang biasa hanya melihat ancaman dalam sesuatu krisis. Namun pemimpin yang hebat dapat melihat peluang dalam sesuatu krisis. Sifat bijak mengeksploitasi peluang untuk mendapatkan hasil yang maksimum dan berani berhadapan risikonya adalah ciri-ciri seorang pemimpin berkarisma.
5. Tahu keutamaan.
Berfikir secara sistematik amat penting apabila seseorang berhadapan dengan pilihan sedangkan ia perlu dilakukan dengan pantas dan tepat. Pemimpin yang berkarisma tidak mudah melatah. Dia tahu mendahulukan apa yang utama. Di samping itu dia tidak mengenepikan hal yang remeh.
6. Keperibadian yang tinggi.
Keperibadian atau akhlak yang tinggi adalah tunjang kepercayaan orang lain kepada kita. Antara sifat-sifat keperibadian yang tinggi adalah sabar, tegas, berani dan bertimbang rasa. Pemimpin yang memiliki keperibadian yang tinggi dilihat sebagai pemimpin yang berkarisma. Kata Imam Al-Ghazali, “tongkat yang bengkok tidak mungkin menghasilkan bayang-bayang yang lurus.”
7. Kemahiran berinteraksi
Kebanyakan pemimpin yang hebat adalah orang yang bijak berkomunikasi. Kehadiran mereka sentiasa menjadi tumpuan ramai. Pemimpin yang hebat bukan sahaja bijak berinteraksi secara lisan, malah bahasa badan mereka juga menonjolkan karisma pada diri mereka.
8. Keimanan yang teguh
Karisma juga dapat dilihat pada wajah orang yang dekat dengan Allah. Mereka dikatakan mempunyai ‘nur’ atau cahaya pada wajahnya. Keimanan yang teguh di dalam hati mereka terpancar pada rupa fizikal mereka. Kebiasaannya mereka kelihatan tenang dan meyakinkan.
9. Melebarkan kepimpinan
Sifat ini termasuk dalam kebijaksanaan seorang pemimpin, iaitu mengatur pengganti-penggantinya. Jika dia seorang yang berpengetahuan, dia berkongsi dengan pengikutnya. Jika dia mempunyai kemahiran, dia menurunkan kepada anak buahnya. Dalam kata lain, dia menyediakan barisan pelapis yang sama hebat atau lebih hebat daripadanya. Dengan yang demikian, sesebuah organisasi tidak hanya bergantung pada seseorang dan akan bertambah cemerlang selangkah dengan peredaran masa.
KARAKTER PENTING BAGI SEORANG PEMIMPIN
Ada tujuh karakter penting yang membuat seorang pemimpin dianut oleh
karyawan atau bawahannya. Tujuh karakter penting itu saling terkait antara
satu dengan yang lain. Sehingga ketujuh karakter ini tidak bisa dipisahkan.
Apa saja tujuh hal itu?
Mitra bisnis, dalam business wisdom kesempatan ini saya ingin menelaah
tentang kepemimpinan atau leadership. Apa sih yang membuat anak buah,
karyawan, atau bawahan itu mau mendengarkan gaya kepemimpinan Anda.
Ada tujuh hal penting yang membuat seseorang itu mau dipimpin atau
menurut kepada Anda.
Pertama, bila anda sebagai pemimpin memperlakukan mereka dengan rasa
hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya
juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan atau
bawahan kita dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu.
Kedua, seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirasi kepada
bawahannya. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke
mana sebenarnya arah perjalanan kita. Kalau mau maju, apa pula yang
diinginkan.
Ketiga, karyawan atau bawahan akan menurut bila Anda dapat mengajarkan
sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan. Sehingga semuanya
dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.
Keempat, pemimpin harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan yang tentu
saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulang-ulang. Tetapi
sebuah kesalahan yang terjadi sekali saja.
Kelima, pemimpin harus mau berkomunikasi dengan jujur dan terbuka.
Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan bawahan,
maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.
Keenam, anak buah harus percaya terhadap apa yang dijalankan oleh
pimpinannya. Kalau anak buah tidak percaya dan merasa bahwa
pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi
tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan
menurut.
Ketujuh, pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau
dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari
hidup yang baik itu. Kalau tidak, mereka akan menganggap Anda hanya
berbicara tanpa memberikan contoh yang benar. Pemimpin yang baik harus
mempunyai ketujuh karakter tersebut.
Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk juga mereka para presiden kita.
Menyikapi tentang Era Kepemimpinan Susilo Bambang Yudoyono, banyak permasalahan yang terjadi seperti naiknya harga kebutuhan pokok, bencana datang silih berganti dan masih banyak permasalah lain yang mungkin kedepan akan diidentikkan dgn Kepemimpinan Era Presiden Susilo. Tentu setiap Pemimpin mempunyai ciri khas tersendiri baik itu Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati dan Presiden Susilo.
Empat Tahun sudah Kepemimpinan Presiden Susilo, Banyak perkembangan, Pembangunan, dan Kemajuan yang telah dicapai meski tidak dibisa kita pungkiri bahwa Segala Bencana masih setia menerpa negeri ini. Untuk itu, Menghadapi Pemilu Pemilihan Presiden Tahun 2009 yang akan datang, ada satu pertanyaan yang perlu kita fikirkan sama2. Seperti Apakah tipikal Pemimpin yang cocok untuk memimpin Negeri Seribu Pulau dan Seribu Budaya Ini?
Saya sejak reformasi bergulir mendambakan seorang pemimpin setipe Khadafi untu mengatasi masalah di Indonesia saat ini :
1. Dia mencintai dan dicintai rakyat.
2. Yang bisa mengatasi masalah yang ada di TNI kayaknya harus dari TNI juga, gak bisa orang sipil.
3. Penegakan hukum jadi lebih mudah karena dikawal oleh orang yang tegas.
4. Dengan pendekatan kepada rakyat negara jadi lebih kuat menghadapi rongrongan pihak asing.
tambahan
1- Punya konsep jelas untuk memberantas KKN.
2- Punya konsep jelas tentang Pendidikan Nasional.
Untuk nomor 1, alasannya sudah jelas karena amanat Reformasi adalah
memberangus KKN.
Untuk nomor 2, alasannya juga jelas, karena setelah 58 tahun merdeka
Indonesia ternyata masih belum memiliki orang2 pinter dengan falsafah
hidup yang semakin sempurna. Yang terjadi justru mereka menggunakan
kepinterannya itu untuk merampok dan menggerogoti negara.
Khusus untuk kriteria yang nomor 2 ini, saya bermimpi bahwa calon Presiden
atau calon wakil rakyat itu berkeinginan memperbaiki mutu ribuan pesantren
yang ada di tanah air ini, dan bahkan menggantinya dengan sekolah2 umum.
Jumlah pesantren dibatasi sampai puluhan saja, dan kurikulumnya dibuat
oleh Dept. P dan K. Pesantren hanya khusus diperuntukkan untuk anak2 yang
berkeinginan megambil jalur 'penyebaran agama islam' sebagai jalan
hidupnya, baik itu langsung setelah pendidikan pesantrennya selesai atau
setelah melanjutkan ke IAIN.
pemimpin yang membawa perubahan
1.
Prestasi, ilmu antara syarat penting kepemimpinan
Berita Harian (21/9/2005)
KUALA LUMPUR: Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak, menggariskan beberapa ciri kepemimpinan penting pada abad ke-21, termasuk perlunya membuktikan prestasi, memiliki wawasan, agenda dan ilmu pengetahuan luas.
Bagi saya, aspek kepemimpinan yang paling penting pada abad ke-21 ialah membuktikan prestasi.
Prestasi sudah sinonim dengan kepemimpinan dan pada hari ini, disebabkan persaingan serta permintaan yang kian meningkat, prestasi menjadi perkara yang harus ada dalam setiap pemimpin.
Bersama prestasi cemerlang, seorang pemimpin juga perlu ada visi, mempunyai agenda sebagai panduan kepada kepimpinannya serta mengikuti perkembangan persekitaran, katanya pada Persidangan Kepimpinan Belia-Cabaran Globalisasi anjuran Pusat Penyelidikan Strategik Malaysia (MSRC) di sini, semalam.
Najib berkata, seseorang pemimpin itu tidak semestinya pakar dalam sesuatu bidang, tetapi perlu ada ilmu pengetahuan mengenainya, mengenai sejarah dan isu kontemporari.
Katanya, pemimpin juga perlu berpengetahuan luas seperti diperkatakan Perdana Menteri Britain ketika era Perang Dunia Kedua, Sir Winston Churchill: Semakin lama anda menoleh ke belakang, semakin jauh anda boleh melihat ke hadapan.
Sehubungan itu Najib berkata, dalam kedua-dua sektor awam dan swasta, usaha untuk melahirkan seramai mungkin pemimpin berpotensi perlu diutamakan.
Justeru beliau mencadangkan semua pertubuhan di negara ini supaya memberi perhatian serius kepada soal kepemimpinan dan membuat pelaburan ke arah pembentukan pemimpin.
ULASAN
Dalam ajaran Islam, syarat-syarat dan ciri-ciri kepimpinan adalah amat ketat. Bukan sebarang orang yang boleh dengan mudah mengaku mampu menjadi pemimpin. Lebih-lebih lagi Islam amat menolak orang yang bersungguh-sungguh mahu menjadi pemimpin. Dalam soal kepimpinan, bukan soal siapa mahu, tetapi ialah siapa yang mampu. Sedangkan yang mampu itu sudah menjadi sunnatullah amat sedikit jumlahnya.
Kerana pada asasnya pemimpin sejati yang ada jaminan selamat dan menyelamatkan ialah mereka yang dipimpin oleh Tuhan. Mereka adalah para nabi dan rasul serta pemimpin pilihan Tuhan yang berwatak nabi dan berwatak rasul. Antara kedua-dua pemimpin ini, yang berwatak rasul saja yang layak memimpin seluruh kehidupan manusia, walaupun tidak salah untuk manusia mengikut pemimpin yang berwatak nabi. Ini kerana para nabi dan pemimpin berwatak nabi hanya memimpin di bidang ibadah dan akhlak sahaja.
Tugas dan peranan para pemimpin ialah banyak memberi tunjuk ajar kepada manusia. Maka yang lebih utama didahulukan telah memberi tunjuk ajar kepada diri sendiri. Mesti mampu mendidik diri, mampu menundukkan nafsu sendiri, mampu berakhlak sempurna dan mampu menjadi model dalam segala hal khususnya ilmu dan minda, ibadah, akhlak, kepimpinan dan rumahtangga. Manusia terjamin selamat di bawah naungan Pemimpin super model ini.
Pemimpin pilihan yang bertaqwa ini sentiasa dinaungi oleh Tuhan. Rezekinya Tuhan yang tanggung. Masalahnya Tuhan yang selesaikan. Ilmu dan mindanya Tuhan yang ajarkan dalam bentuk ilham atau firasat. Strateginya tepat kerana ilham dari Tuhan. Dia adalah sumber kekuatan, kekayaan, kebijaksanaan, keupayaan, kepintaran dan kemampuan. Musuh-nya Tuhan yang tewaskan. Kerananya maka orang lain dibantu. Dengan kehadiran pemimpin pilihan Tuhan ini, bumi menjadi dingin kerana turunnya rahmat Tuhan. Kepalsuan menjadi reda. Kejahatan merosot. Ketegangan menjadi kendur. Hati menjadi lembut dan lunak serta mudah menerima kebenaran dan kebaikan. Hati yang degil menjadi luntur. Maksiat dan kemungkaran menurun kerana hati-hati manusia turut terproses dengan sendiri. Manusia merasa gentar dan gerun untuk bertindak di luar batasan. Musuh mengakui kebenarannya tetapi hasad dengki mengongkong mereka lantas menolak kebenaran yang dibawa dan diperjuangkan oleh pemimpin bertaqwa seperti ini.
Sepanjang sejarah, Tuhan telah buktikan bahawa pemimpin inilah akhirnya yang beroleh kemenangan, kerana Tuhan kehendaki mereka menang. Tiada kuasa yang berupaya menembusi kuasa Tuhan. Musuhnya Tuhanlah yang menumpaskan kerana Tuhan kehendaki yang batil dan pemimpin zalim itu tumpas.
SEKIAN
2.
Punyakah kita tokoh seperti Newt Gingrich di tanah air? Ia
dinobatkan majalah Time sebagai Man of the Year 1995. Lebih dari pemimpin
lainnya, tulis majalah Time, ia merubah kosa kata dan spirit politik
Amerika. Punyakah kita tokoh yang berpotensi merubah kosa kata dan spirit
politik Indonesia?
Melalui bukunya To Renew America (1995), ia berbicara kepada
publik luas. Peradaban Amerika, ujar Gingrich dalam buku itu, kini tengah
mengalami krisis. Di satu sisi, Amerika adalah satu-satunya superpower di
dunia, yang menyatukan kekuatan ekonomi, militer dan ilmu pengetahuan
sekaligus dalam tangannya. Penduduknya sangat beragam dengan aneka kultur,
agama, status ekonomi ataupun motivasi. Namun negeri ini mampu memberikan
kemungkinan bagi semua warganya untuk mencapai kebebasan, kesejahteraan,
dan kebahagian sebesar-besarnya. Di sisi lain, nilai-nilai tertinggi
peradaban ini justru mulai ditinggalkan oleh banyak warga Amerika sendiri.
Akibatnya, kultur kekerasan tumbuh subur terutama di kota-kota besar dan
nilai-nilai keluarga yang konservatif memudar.
Negeri ini, seru Gingrich, telah memimpin koalisi untuk
menghancurkan Fasisme Jepang, Jerman dan Italia. Setelah Fasisme jatuh,
negeri ini juga memimpin separuh penduduk dunia lainnya untuk mengalahkan
Komunisme. Adalah ironis, ketika mampu menaklukan peperangan di tingkat
dunia, di dalam negeri sendiri Amerika dikalahkan oleh jenis perang yang
lain. Bagaimana peradaban Amerika dapat survive dengan warganya yang baru
berumur dua belas tahun namun sudah mengendong bayi, baru berumur lima
belas tahun tapi sudah saling membunuh, yang berusia 17 tahun tengah
sekarat menghadapi penyakit AIDS, dan yang berumur delapan belas tahun
mendapat diploma tapi tidak dapat membaca diplomanya sendiri.
Kita, ujar Gingrich lebih lanjut, telah membawa manusia mendarat
di bulan, memimpin dunia dalam molecular medicine, dan membukakan gerbang
bagi sejarah untuk menuju abad komputer dan revolusi komunikasi. Namun
pada saat yang sama, berbagai institusi pendidikan kita mengalami krisis.
Lihatlah kondisi anak-anak kita yang semakin rendah kemampuannya dalam
matematika dan ilmu pengetahuan dibandingkan anak- anak dari negara
industri lain. Kita tengah terancam semakin tidak memahami kompleksitas
dunia yang telah kita temukan sendiri.
Dengan latar belakang keprihatinan itu, Gingrichpun berseru
sebagaimana layaknya pemimpin revolusioner yang menginginkan perubahan
cepat dan mendasar. Peradaban Amerika, ujarnya, perlu diperbaharui.
Mutiara yang telah membawa Amerika ke pucak kejayaannya perlu dimunculkan
kembali. Segala unsur yang menyebabkan kejatuhan peradaban ini harus
segera dimusnahkan. Lalu ia mengutip buku A study of History karangan
Toynbee, dan bercerita tentang beberapa peradaban besar yang kemudian
hancur dan hilang. Peradaban besar Amerika dapat mengalami kejatuhan yang
sama, ujarnya. Seruan Gingrichpun bergema ke publik luas.
Namun Gingrich tak hanya berbicara dan merumuskan keadaan. Ia pun
seorang politisi yang ulung. Ia memformulasikan visi politiknya itu ke
dalam berbagai agenda yang operasional. Sebagai pemimpin konggres (Speaker
of the House), ia berjuang keras memaksakan berbagai visi politiknya,
memimpin anggota parlemen lain untuk berkomitmen menggolkan agenda yang
diberi nama: Contract with America.
Memang tak semua harapan Gingrich menjadi kenyataan. Ia harus
menghadapi Presiden Clinton yang datang dari partai politik dan punya
agenda berbeda. Berbagai lawan politiknya terus menerus mencari dan
mengeksploitasi kelemahannya. Di akhir tahun, popularitasnyapun bahkan
menurun. Namun, sebagaimana Ronald Reagan, ia sudah mengubah political
mood politisi dan masyarakat Amerika untuk semakin konservatif, yang
percaya kepada pemerintahan yang minimal, kebebasan individu, prinsip
pasar bebas, nilai-nilai keluarga dan agama.
Yang istimewa pada Gingrich, ia menampilkan kembali sosok politisi
tradisional, figur pemimpin dan sekaligus pemikir. Dalam dirinya bertemu
dua dunia: dunia praktis dan dunia konsep. Ia memiliki ketajaman,
koherensi dan visi seorang pemikir, intelektual, atau akademisi. Ia juga
memiliki semangat dan passion seorang politisi, aktivis, atau pejuang. Ia
adalah pejuang pemikir atau pemikir pejuang, sebagaimana politisi terbesar
di AS seperti Thomas Jefferson (1743-1826) dan James Madison (1751-1836).
Dua tokoh ini adalah presiden AS di zamannya namun juga pemikir, peletak
dasar filsafat politik yang menjadi sokoguru sistem politik AS sekarang
ini.
Di tanah air kitapun pernah punya politisi dari jenis itu: pejuang
pemikir. Mereka adalah generasi 28 yang menjadi Founding Fathers Indonesia
seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan Moh. Natsir. Kepiawaian
mereka sebagai politisi tidak diragukan. Namun lebih dari umumnya
politisi, merekapun adalah pemikir yang menyerap ide-ide politik terbaik
di zamannya dan memberikan visi bagi pengikutnya. Soekarno dengan visi
Nasionalisme, Hatta dan Sjahrir dengan Sosial-Demokrasi, Tan Malaka dengan
Populisme, dan Moh. Natsir dengan Islam.
Namun semakin lama kita semakin kehilangan tipe pemimpin yang
visioner, politisi dengan kecemerlangan intelektual. Politik semakin
kurang bersifat ideologis serta semakin bersifat administratif, teknis dan
manajemen dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi. Politisipun semakin
tampil seragam, sebagai profesional eksekutif atau manajer, yang kurang
terlibat dalam discourse gegap gempita ideologi dan keberagaman cita-cita
sosial. Dunia politik menjadi semakin kering.
Newt Gingrich agaknya mengingatkan kita bahwa politik juga adalah
sebuah gelora, sebuah passion, sebuah medan pertarungan berbagai visi.
3.
TAN MALAKA Jul 10, '08 6:07 AM
for everyone
Ada satu soal yang selalu mengganjal kebanyakan orang apabila membincangkan Tan Malaka, yakni apakah dia seorang nasionalis atau komunis? Jika pertanyaan itu terjawab, sangatlah relevan menghubungkan pemikiran dan sosok Tan Malaka pada hari- hari peringatan Kebangkitan Nasional sekarang ini.
Manusia Tan Malaka adalah contoh pemimpin yang berjuang dan melahirkan gagasan bernas untuk kesejahteraan bangsa tanpa pamrih. Secara sosiologis, Tan Malaka bukanlah seorang komunis, tetapi perantau yang telah dibekali dasar keislaman yang kuat dari alam Minangkabau. Sebagai perantau berpendidikan, ia berpikir dinamis, selalu mempertanyakan dan mencari gagasan baru untuk bangsanya yang sedang dijajah. Mempertanyakan adalah melakukan kritik tentang apa saja di luar logika dan kepatutan, dan karena itu pula Tan Malaka sangat percaya kepada kekuatan dialektika berpikir persoalan kemasyarakatan dapat dipecahkan dengan baik.
Bagi para pelajar Islam di Ranah Minang (Padang Panjang, Bukittinggi, dan Padang) yang gandrung perubahan tahun 1920-an dan masuknya pemikiran modern Islam Muhammad Abduh dan Kemal Ataturk dari Timur Tengah, rasionalitas gagasan Tan Malaka bagai yang ditunggu-tunggu. Pemuda dan pelajar memakainya sebagai upaya menentang penjajahan dan pemikiran kolot. Berpikir maju dan radikal ini bagaimanapun menimbulkan konflik di antara para tokoh pembaru pendidikan sebelumnya dan para pelajar Islam—dan para pakar menyebutnya para pelajar tersebut bagian dari Kiri-Islam dan tentu saja bukanlah berfaham komunis, atau sebagaimana komunisme yang kita persepsikan dewasa ini.
Sebagaimana dikatakan Hassan Hanafi al Yassar al Islam tentang Kiri-Islam, sebenarnya prinsip sosialisme yang ada dalam Al Quran dan Nabi Muhammad telah mengkhotbahkan sejak 12 abad sebelum Marx dilahirkan.
Sambutan luar biasa pelajar Thawalib di Sumatera Barat terhadap Tan Malakaisme tanpa kehadiran sosoknya di sana membuktikan juga adanya benang merah keislaman, keminangkabauan, dan Tan Malaka. Karena itulah Partai Rakyat Indonesia (Pari), Volksfront, Persatuan Perjuangan, adalah bagian sikap perjuangan pemuda di sana.
Ketidaksetujuan Tan Malaka terhadap pemberontakan Silungkang (1927) dan pemberontakan Banten (1926)—yang sesungguhnya adalah gerakan pemuda Kiri-Islam bercampur dengan unsur PKI—menunjukkan Tan Malaka sebenarnya lebih rasional dan bukanlah bagian dari PKI, sebagaimana yang dituduhkan Pemerintah Hindia Belanda.
”Madilog”
Dialektika berpikir itulah yang menjadi landasan berpikir Tan Malaka dalam buku Madilog (Materialisme-Dialektika-Logika). Katanya, logika dan dialektika bergantung pada materialisme, sebaliknya materialisme bersangkut paut dengan dialektika dan logika.
Matter atau benda memiliki sifat bergerak takluk pada hukum gerakan (dialektika) dan hukum berhenti, yakni logika. Dasar berpikir demikianlah yang membuat Tan Malaka berbeda pendapat dengan Stalin. Ia lebih menitikberatkan cara berpikir dalam berjuang. Cara berpikir yang dimaksud adalah dinamika hukum berpikir, suatu yang berubah mengikuti dialektika. Madilog merupakan cara berpikir untuk menjawab persoalan masyarakat tanpa dogma.
Jika Stalin menganggap pan-Islamisme merupakan bentuk kolonialisme, Tan Malaka membantahnya sebagai kekuatan dan ideologi. Menurut Tan Malaka, tidaklah perlu menerjemahkan pan-Islamisme sebagai urusan khalifah di dunia Arab saja, tetapi juga perjuangan kemerdekaan untuk bangsa-bangsa Muslim yang tertindas di mana saja. Bukti praktik cara berpikir itu tampak pula ketika PKI memberontak di Madiun (1948), Tan Malaka dengan Persatuan Perjuangan tetap tidak menjadi bagian dari Muso dan Alimin. Dia dan pasukannya tetap berperang menghadapi agresi Belanda. Maka sangat disayangkan TKR waktu itu kemudian membunuhnya di sebuah desa di Kediri (1949) dan menghilangkan jejaknya dengan sengaja.
Selama 20 tahun berpetualang sebagai orang pelarian dan 10 tahun di Tanah Air, lalu melahirkan gagasan-gagasan brilian, seperti Naar de Republiek Indonesia (1924) yang mendahului Hatta dan Soekarno (Mencapai Indonesia Merdeka, 1930 dan Kearah Indonesia Merdeka, 1932), Madilog, Gerpolek, Merdeka 100%, Dari Penjara ke Penjara, Massa Aksi, Uraian Mendadak, dan puluhan tulisan lainnya, bertumpu pada bagaimana membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tan Malaka tidak hanya bicara, tapi dengan bukti, ia bukanlah pemimpin flamboyan dan gagah di podium, tetapi ia membangun sekolah rakyat di Semarang, Purwokerto, Bandung, Yogyakarta, dan Batavia, selama dua tahun di Jawa sebelum dibuang ke Belanda (1922).
Tan Malaka konsekuen dengan sikapnya yang tidak memercayai politik kompromi (diplomasi) yang dijalankan Hatta dan Syahrir yang hanya menguntungkan Belanda—bagi saya cukup sudah bukti Tan Malaka adalah seorang nasionalis sejati daripada seorang komunis. Kita harus menerimanya bahwa marxisme telah juga dipakai para pejuang yang lain (Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain) dalam memerdekakan bangsa.
Merdeka 100 persen adalah sikap politik dan ekonomi Tan Malaka yang dapat disarankan menjadi bahan bacaan bagi para pemimpin sekarang ini. Berdaulat sepenuhnya secara politik dan ekonomi, artinya bebas dari intervensi kekuasaan dan kekuatan ekonomi asing sebagaimana yang dinyatakan Persatuan Perjuangan di Purwokerto 5 Januari 1946, 62 tahun lalu.
Rakyat Indonesia jangan terancam kemerdekaan dan kemakmurannya. Barang impor tidak harus menyaingi industri dalam negeri. Kalau perlu dilarang sama sekali. Kekayaan penjajah Belanda yang telah berkuasa selama 350 tahun tidak perlu lagi dihiraukan dengan diplomasi, pemerintah haruslah menyita kekayaan itu bagi kemakmuran rakyat. Karena itulah, untuk mengawasi modal asing, kita harus merdeka 100 persen.
Dalam bidang ekonomi, jelas sekali Persatuan Perjuangan/ Tan Malaka mempertanyakan Pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan; (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Itu secuil contoh konsep kedaulatan politik dan kedaulatan ekonomi Tan Malaka yang selalu aktual sampai sekarang.
Apakah yang dimaksud dengan ”dikuasai” itu adalah dikelola negara? Kalau begitu, apakah kelak negara akan menerima modal asing memasuki perusahaan yang dikuasai negara? Kalau ya, bagaimana kedudukan modal asing itu terhadap negara?
Sejarah telah membuktikan, era Soekarno tanpa/sedikit modal asing, era Soeharto perekonomian dikuasai ”keluarga” dan kapitalis konco (ersatz capitalism), dan era setelah reformasi ekonomi serta bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dijual dan dikuasai modal asing. Rakyat di mana? Pikiran-pikiran Tan Malaka tetap masih relevan untuk dirujuk kembali para pemimpin kita.
4.
PPP MENDUKUNG SYECH PROF DR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc UNTUK JADI GUBENUR DKI JAKART
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN adalah suatu Wahan pencerahan bagi kalangan dan tokoh agama dan Alama-Ulama yang layak untuk dijadikan pimpinan atau kader maupun pimpinan Partai persatuan pembangunan itu sendiri, PP dengan keaneka ragaman Ethnis dan rsmas serta budaya daerah yang ada di dalamnya tidak menutup kemungkinan akan merekomendasikan sosok Ulama yang Kaharismatik maupaun Cendikiawan muda yang Muslim yang dapat dijadikan panutan dipartai berlambang Ka"bah , berangkat dariinilah kami selakuh Jajaran pimpinan PPP DKI JKarta setelah menimbang ' bahwa kedekatan Prof.dr(pHd) NANANG HARIADI SE MSC GUS HAR DENGAN BAPAK MENTERI Drs BAKTIAR CHOMSAH ADALAH tiga serangkai yang dapat kita ajuhkan sebagai tolak ukur pemahaman Gus Har dalam memahami Visi dan misi PPP itu sendiri disamping itu bahwa keberadaan Ulama Muda Yang Moderat dan Pemimpin yang yang amat bersahaja PROF.DR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc KETUA UMUM /AJARAHAM DPP KOBUKI untuk di jadikan FIgur PPP sebagai Kandidat Gubenur Kepala Daerah Tingkat I provensi DKI Jakarta periode tahun 2007-2012 mendatang, mengingat Bahwa aktivitas sosial Ketua Umum /Ajaraham DPP KOBUKI Gus Har sehaluan dengan visi dan misi Partai Persatuan Pembangunan baik ditingkat cabang sampai pusat , maka dipandang perlu oleh segenap pimpinan dan ketua PPP Di DKI Jkarta untuk calonkan dan di dukung menjadi Gubenur DKI Jakrta periode tahun 2007-2012 pada PILKADA DKI Jakarta 2007 mendtang , memperhatikan Bahwa penemuan Prof.DR9PhD) Nanang Hariadi SE.Msc yaitu Huruf Jorab yaitu suatu huruf yang dihasilkan dari kolaborasi 4 Huruf didunia anatara lain huruf Arab, Huruf Sangsekerta, Huruf Mongolia, Huruf Latin maka kami berkesimpulan bahwa penemuan dan karya PROF.DR(PHD) NANANG HARIADI SE.MSc tersebut dapat merubah peradaban dunia di dunia kademika , terlepas itu beliau adalah suatu figur yang layak dan pantas apabila PPP DKI Jakarta mendukung dan mencalonkan dan merekomerndasikan PROF.DR(PhD) NANANG HARIADI SE MSc GUS HAR MENJADI GUBENUR DKI JAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDATANG. Oleh sebab itu kami atas nama partai persatuan pembangunan Daerah Khususu Ibukota Jakarta dengan membaca BIsmillahirrahmanirrahim mengeluarka pernyataan sikap:
1) MENGHIMBAU KEPADA SEGENAP KETUA DAN PIMPINNA SERTA KADER PPP DKI JAKARTA UNTUK MENDUKUNG DAN MENCALONKAN PROF.DR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc GUS HAR SEBAGAI KANDIDAT GUBENUR KEPALA DAERAH TINGKAT I PROVENSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDTANG.
2) MENGHIMBAU KEPADA SEWGENAP KETUA DAN PIMPINAN SERTA KADER PPP DI DKI JAKRTA UNTUK MENDUKUNG DAN MENCALONKAN Drs ING FAUJI BOWO SEBAGAI WAKIL GUBENUR DKI JAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDATANG .
3) MENGHIMBAU KEPADA SEGENAP KETUA DAN PIMPINAN SERTA KADER PPP DI DKI JAKARTA UNTUK MENDUKUNG DAN MENCALONKAN SERTA MEREKOMENDASIKAN Drs DADANG KAFRAWI SEBAGAI SEKRETARIS DAERAH PEMDA DKI JAKRTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDATANG.
4) MENGHIMBAU KEPADA SEGENAP KELUARAGA BESAR PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DISEGAL LAPISAN MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG PERNYATAAN SIKAP KAMI INI SEBAGAIMAN FATWA SYECH AL IDRUS BIN MALIK ALJUFRI BUSTAMI " HAI ORANG ORANG YANG BERIMAN APABILA ANDA MENDUKUNG DAN MENCALONKAN ULAM DAN PEMIMPIN YANG SANGAT BERSAHAJA SERTA JUJUR DAN BAIK BENAR SERTA AMANAH INSYALLAH KALIAN TERGOLONG ORANG YANG BERSIMAN SEPERTI ULAMA MUDA YANG MODERAT DAN PEMIMPIN YANG SANGAT BERSAHAJA PROF.dR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc GUS HAR ITU ADAL WAJIB BAGI UMMAT ISLAM UNTUK MENDUKUNG DAN MENCALONKAN BELIAU SEBAGAI GUBENUR DKI JAKRTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDTANG , DAN BALASAN DISIS ALLAH ADALAH SURGA DAN KEIMANAN YANG HAQ.
Demikian Pesan kami sampaikan tering do"a segenap warga PPP DKI jakart untukmu wahai Ulama Muda yang Moderat dan Pewmimpin yang sangat bersahaj PROF.DR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc GUS HAR ' YA ALLOH JADIKANLAH SYECH PROF.DR(PhD) NANANG HARIADI SE.MSc GUS HAR GUBENUR DKI JAKRTA PERIODE TAHUN 2007-2012 MENDATANG AMIEN
|
|